Tujuh Bulan Setelah Menjadi Mahasiswa (Lagi)

“Kita tidak bisa menghindari luka, karena luka selalu ada. Tapi dari luka-lah kita dapat belajar menjadi seorang yang lebih kuat.”
– Seorang dosen dalam kelas Psikologi Positif.

Terkadang, mempelajari Psikologi dan dinamika orang lain membuat seseorang bisa menjadi terlalu peduli dengan orang lain. 

Hingga mungkin, perasaan-perasaannya sendiri pun diabaikan.Tentu saja hal ini bukan sesuatu yang baik. Sebab kita adalah manusia yang sama-sama punya perasaan.
Pikiran-pikiran semacam inilah yang membuatmu merasa dilemma.

Aku paham sekali bahwa syarat utama sebelum menyelesaikan masalah orang lain adalah dengan menyelesaikan, minimal, berdamai dengan permasalahan diri sendiri.

Aku pun paham bahwa sebelum mencintai orang lain, kita perlu mencintai diri kita sendiri dulu.
Tetap saja rasanya tidak mudah, ya.

Berproses benar-benar membutuhkan kesabaran yang luar biasa.

*

Nggak kerasa sudah tujuh bulan jadi mahasiswa lagi.

Menilik jauh bulan-bulan sebelumnya, aku tahu bahwa aku sudah berprogress luar biasa, dari segi pengelolaan diri dan juga pengetahuan. Allah memang Maha Baik, Maha Memudahkan semua yang benar-benar sudah dikendakinya.

Aku merasa sangat bersyukur bisa berproses dengan teman-teman dekat yang sudah aku kenal.Teman-teman baruku pun adalah orang-orang yang begitu menyenangkan. Aku merasa sangat diterima oleh mereka. Aku senang saat menyadari bahwa kami sama-sama sedang berproses dan mau membuka diri satu sama lain, walau tidak mudah.

*

Semester dua sudah mulai berjalan bersama dengan tantangan yang sudah tersedia di hadapan kami. Pun masih ada semester tiga dan empat yang aku yakin akan dipenuhi oleh tantangan lainnya. Yang sedang ingin kulakukan saat ini adalah menikmati perjalanan saat ini.

Aku percaya bahwa tidak ada suatu kebetulan yang terjadi dalam dunia ini. Dan semoga pertemuanku dengan Mapronis XIV adalah sebuah kebetulan yang akan selalu aku kenang baik hingga tua nanti.


with love, 
Nisrina.