Monday 6 November 2017

Perihal Berteman, Menemukan Teman, dan Menjaga Pertemanan

source: unsplash
“Nis, kayanya aku nggak nemu temen yang bisa ngerti aku kaya kalian dulu, deh.”
– Seorang teman, dalam percakapan melalui telepon.
Percakapan itu terjadi sekitar dua Minggu yang lalu. Percakapan yang tidak rutin terjadi antara aku sama temen deketku dari jaman SMA. By the way, temanku ini perempuan, ya. Hehe.

Seberapa sering sih punya pikiran kalau makin lama makin sulit buat dapetin temen yang beneran temen? Hahaha. Maksudku, semacam sahabat gitu buat berbagi pikiran dan perasaan, yang bisa memahami kita dan bikin kita bisa jadi diri sendiri.

Pertanyaan yang terbesit di pikiranku waktu temenku bilang gitu adalah:
“Sebenarnya yang susah itu cari orangnya, atau kita sendiri yang nggak cukup terbuka sama temen-temen baru kita?”

Iya, menurutku, dekat-tidaknya kita dengan seseorang diukur berdasarkan seberapa kita mau terbuka sama orang itu. Ya terbuka, mengakui kelemahan dan keburukan kita, yang dalam postinganku sebelumnya, aku tuliskan bahwa itu nggak mudah.

Mungkin nih ya… kita merasa nggak ada teman yang mengerti kita karena kita sendiri nggak cukup terbuka buat memberitahu mereka bahwa ketika kita sedang sedih, apa yang kita harapkan akan mereka lakukan. Atau ketika mereka sedang sedih, apa yang sebenarnya ingin kita lakukan, tapi kita merasa kebingungan.

Iya sih, sebelum mulai buat terbuka, diperlukan sebuah kepercayaan dulu. Tentu nggak sembarang orang yang bisa kita percaya untuk kita bagikan sisi kelam kita. But then, pertemanan di usia 20-an ke atas seperti yang aku rasain sekarang ini, memang bener-bener menantang. I mean, ya di tengah-tengah kesibukan dan berbagai permasalahan pribadi, kita juga perlu buat maintain pertemanan dengan melakukan komunikasi yang baik ke teman-teman kita.

Aku langsung keinget sama kalimat yang cukup sering dijadiin caption di postingan instagram:
“Sometimes, your circle decreases in size, but increases in value.”
Intinya sih, pertemanan kita ini bakal makin menyempit seiring dengan proses kita bertumbuh dewasa, tapi katanya sih, kualitas pertemanan kita bakal jauh lebih baik. Aku termasuk orang yang mempercayai itu. Dan untuk “menyeleksi” siapa saja yang dekat dengan kita, itu termasuk nggak gampang lho. Karena kadang kita sudah merasa nyaman sama seseorang, tapi kesibukan masing-masing bikin kita jadi jauh.
Sebagai orang yang nggak ahli dalam menjaga komunikasi dan hubungan baik dengan orang lain, aku mengakui bahwa ini adalah kekuranganku. Hiks.

***
Nah, Minggu lalu aku bikin voting kecil-kecilan di IG story dan twitter untuk dua topik yang berbeda. Karena awalnya percakapan ini terjadi dengan teman SMA-ku, aku mikir, mungkin high school friends itu susah dicari gantinya, ya. Terus aku coba tanya lewat IG story, kira-kira begini pertanyaannya:
“Pernah kepikiran: Kok aku nggak nemu orang yang seru kaya temen SMP/SMA-ku, ya.”

Eh ternyata…. Hasil menunjukkan: Nggak juga! Eheheh walau secara ilmiah, sample-nya nggak representatif yaaa.. hehe.

Terus, aku coba bikin polling di twitter dengan pertanyaan:
“Apa yang membuat kamu bisa menemukan teman dekat?”




Dan hasilnya… keterbukaan!
Lagi-lagi sample-nya nggak representatif (kalau di teori sih minimal 50 ya, Sis!) Hahaha. But then… enough for me to build some assumptions for this post :p

Jadi.. asumsi pertamaku adalah… orang-orang akan lebih mudah buat menemukan teman dekat untuk berbagi ketika sudah cukup terbuka dengan orang lain. Yap, I think it is about self disclosure, bagaimana kita membuka diri dan bersedia menunjukkan kelemahan dan sisi buruk dari diri kita. Dan aku mikirnya, keterbukaan ini banyak terjadi di high schools yang ternyata nggak cukup akurat ehehe. .

Ada beberapa orang sih yang kasih pendapat lewat Direct Message (DM), kalau mereka merasa nemuin temen kalau mereka ngerasa ada persamaan, ngerasa lebih bebas buat terbuka, faktor usia (ini masuk persamaan juga, ya hehe), dan kepercayaan. Well.. kalau dari teori sih semua yang disebutin itu memang faktor-faktor yang mempengaruhi friendship.

Terus waktu aku coba buat bikin polling lanjutan di twitter, hasilnya yang menang adalah kenyamanan.
Hmm.. iya sih, kita perlu buat merasa nyaman dulu ya, biar bisa terbuka.
Tapi sebelum merasa nyaman, sebenernya kita juga perlu menyadari ada kesamaan sama calon temen kita, ya kan?

Kalau kamu sendiri, apa yang bikin kamu merasa nyaman dan memutuskan buat dekat secara personal sama orang lain?
***
Love, 
Nisrina.

No comments:

Post a Comment

What's your opinion after reading this post?