Sunday 10 September 2017

Mengurai Kenangan, Memanggil Kembali Ingatan



I know I am loved. I am surrounded with love, because I feel so.”

Ingatan adalah dua sisi mata uang.

Kadang kita ingin menjaganya baik-baik, tak jarang juga kita ingin membuangnya lekas-lekas. Sayangnya, kita tidak bisa memilih ingatan mana yang menetap, mana yang lamat-lamat hilang menguap.

Jangan pikir ketika kita tidak mengingat apa-apa tentang satu hal, itu artinya kita telah benar-benar melupakannya. Barangkali ingatan itu justru berada dalam tempat penyimpanan yang lebih permanen: di bawah kesadaran kita.

Dan kenangan adalah pintu gerbang menuju ingatan-ingatan kita. Kita tidak pernah tahu bagaimana berharganya sebuah momen hingga kemudian momen itu berubah menjadi kenangan. Kadang terekam dalam potret kebersamaan, tak jarang pula hanya menjadi angan-angan.

Betapa luar biasa Maha Karya-Nya, sehingga kita diberi anugerah untuk menyimpan kenangan dalam hippocampus. Luar biasa pula kita diberi kesempatan untuk melupa. Sebab, mustahil hidup kita akan baik-baik saja jika semua hal selalu kita ingat.

Pada satu kesempatan di kelas, saya diajak untuk mengingat hal apa saja yang saya alami sejak dalam kandungan hingga saat ini. Berbagai kejadian yang mengundang suka hingga luka pun perlahan mampu saya ingat; seperti sedang membuka album masa kanak-kanak.

Anehnya, hal paling dominan yang muncul dalam ingatan saya adalah cinta.

Saya merasa sejak dalam kandungan, saya begitu dicintai: oleh orangtua saya, keluarga besar dari orangtua saya, kerabat dekat, hingga sahabat-sahabat saya. Tidak dapat dipungkiri bahwa gesekan, konflik, tentu pernah saya alami dengan mereka. Tapi saya tahu dengan pasti bahwa saya dicintai. Tidak hanya oleh makhluk-Nya, tetapi juga oleh Yang Maha Penyayang.

Semesta begitu baik pada saya selama ini. Semua hal yang terjadi pada saya adalah sesuatu yang memberi dampak baik yang membuat saya tumbuh menjadi seperti sekarang ini.

Usia saya hampir mendekati seperempat abad, meski masih 2 tahun lagi.
Di hari ini, beberapa hari sebelum saya mengenang hari kelahiran, saya merasa benar-benar bersyukur.

Terima kasih, Semesta.
Terima kasih untuk cinta yang tidak pernah habis.

Alhamdulillah.

With Love, 
Nisrina.

1 comment:

  1. Tentunya memiliki rasa syukur yang luar biasa dapat merasakan hal tersebut. Merasa dikelilingi oleh orang yang dicintai, terjadinya konflikpun pada akhirnya menguatkan cinta tersebut.

    ReplyDelete

What's your opinion after reading this post?