Pernyataan itu saya tuliskan saat salah seorang sahabat meminta saya membuat sebuah “kata-kata puitis” untuk ia kirimkan pada seseorang. Sebenarnya saya nggak berniat untuk memberikan dua kalimat itu. Ada 3 kalimat lainnya yang saya tawarkan untuk ia pilih. Namun, sahabat saya menilai kalimat terakhir itulah yang paling tepat.
Saya sendiri merasa tertampar membaca dua rangkai kalimat itu. Selama beberapa bulan terakhir, sejak tulisan pertama saya: Berbicara Cinta, saya berkontemplasi. Saya berusaha memaknai apa itu cinta dan bagaimana sebenarnya bentuk relasi antara dua orang yang sedang jatuh cinta. Pencarian saya ini justru sempat membuat saya menjadi skeptis terhadap cinta.