“The scary thing about distance is you don’t know whether they’ll miss
you or forget you.”
– The Notebook via
Goodreads.com
Menjalin sebuah hubungan jarak jauh, bagi sebagian besar orang adalah hal
yang mengerikan. Sebab selalu ada kemungkinan buruk yang menghantui: perpisahan.
*
Aku jadi teringat sebuah tulisan yang pernah aku berikan pada seorang teman
lama:
“Jarak bukan penghalang, tapi jarak adalah jawaban.”
Ketika itu aku sedang akan menjalani hubungan jarak jauh.
Dengan segala kegelisahan dan ketidakyakinan, aku berhasil melewatinya selama
lima bulan. Aku berhasil menjalani hubungan jarak jauh dan berhasil menemukan
jawaban atas keraguanku.
Pada akhirnya kami berdua berpisah, bukan karena jarak.
Perpisahan yang terjadi saat itu adalah karena jawaban yang
sudah aku temukan atas pertanyaanku dalam hubungan yang terjalin kala itu.
Bagiku, berjarak adalah cara terbaik untuk menjernihkan
pikiran. Berjarak adalah cara terbaik untuk menentukan pilihan atas langkah
penting dalam hidup di masa depan.
*
Mengapa ya, terasa sulit untuk merelakan jarak hadir di
tengah-tengah sebuah hubungan?
Mengapa ada tanya, curiga, dan
resah yang datang silih berganti? Mengapa percaya dan yakin terkadang terasa
tidak cukup untuk menghadapi hubungan jarak jauh?
Dan akan masih ada
pertanyaan-pertanyaan lain yang muncul saat kita sedang menjalani sebuah
hubungan jarak jauh.
Ada beberapa orang yang
menganggap bahwa jarak itu nggak
masalah, yang penting komunikasi. Tapi nggak sedikit juga orang yang merasa
sedikit cemas dengan keberadaan jarak di tengah hubungan mereka.
Beda orang, beda hubungan, tentu akan beda pula cara
menyikapi jarak.
Terlalu fokus dengan “jarak” bisa membuat kita terus merasa
tidak tenang. Memikirkan jarak membuat kita tanpa sadar menghitung mundur waktu
(bertemu) dan membuat semuanya berjalan lebih lambat.
Mungkin, ya, mungkin, semua akan jauh lebih mudah jika kita
fokus pada tujuan akhir. Seperti dalam tulisanku sebelumnya, tentang komitmen:
Bertahan dalam cinta itu butuh alasan.
Selama alasan kita untuk bertahan dalam hubungan itu kuat,
semua pasti akan jauh lebih mudah.
*
“If you found that one
person who is really worth the sacrifices, pain, and hardships then your
efforts will not go to waste.”
– Anna Agoncillo via Goodreads.com.
Pernah melewati fase yang sama bukan berarti membuat
seseorang jadi lebih kuat menghadapi jarak. Semua tetap sama sulitnya. Setidaknya
itu yang sedang aku alami.
Aku tidak tahu akan seberat ini prosesku untuk menerima
jarak. Aku tidak tahu bahwa aku akan begitu mencemaskan ketidakhadirannya. Aku
tidak tahu bahwa aku akan sesedih ini merelakan jarak hadir di dalam hubungan
ini.
Jarak adalah jawaban apakah seseorang yang sedang bersama
kita saat ini, adalah orang yang terbaik yang dipilihkan Tuhan untuk kita.
Aku percaya
bahwa apa yang ditakdirkan untuk kita, akan selalu kembali pada kita.
Adakah yang sekarang ini sedang menjalin hubungan jarak jauh?
With ❤,
Nisrina.
Dan kepada kamu, yang sedang berada di seberang pulau sana.
Aku tidak bermaksud memberatkan pergimu.
Sebab bahagiamu, menjadi bahagiaku juga.
No comments:
Post a Comment
What's your opinion after reading this post?