“Pertanyaan tentang investasi selalu sama: kapan kita harus mulai berinvestasi?
Jawabannya pun selalu serupa: SECEPATNYA!”
– halaman 204
Pernah ngalamin kehabisan uang di tengah bulan?
Aku sering banget! Hahahaha.
Sebagai mahasiswa yang…ehem, masih dikasih uang dari orang tua, aku termasuk orang yang super-duper-boros. Paling banyak sih, habis di makan, hehe. Banyak kok yang udah ngomelin dan kasih “nasihat sok bijak” buat aku. Tapiiii… semua nasihat mereka berakhir di telinga tanpa aku lakuin. Bukan berarti aku nggak peduli, aku sadar diri kok. Pelan-pelan belajar lebih bijaksana ngatur keuangan. Bener-bener nggak gampang karena aku terbiasa ngeluarin uang buat beli hal-hal remeh tanpa pikir panjang.
Dan pada suatu hari, beberapa bulan yang lalu, aku lihat satu buku yang menarik. Sayangnya, waktu itu nggak ada uang dan belum ngerasa butuh banget, jadi aku nggak beli langsung. Bulan-bulan berikutnya, aku makin nyadar kalo aku butuh satu “panduan” yang pasti buat ngatur keuangan, seenggaknya, biar aku bisa lebih membuka mata dan pikiran tentang keuangan. Jadilah, bulan ini aku beli buku ini… jeng-jeng-jeng!
About the book:
Title: "Finchickup, Financial Check Up for Ladies"
Author: Farah Dini Novita
Date Published: Mei 2014
Publisher: Bentang Pustaka
|
Jadi apa aja yang dibahas di buku ini?
Banyak-banyak sedikit.
Maksudnya, Mbak Dini (duh, sok kenal banget sama penulisnya) menjelaskan banyak hal tentang keuangan: tabungan, investasi, dan masa depan. Tapi masih secara umum, terutama buat beberapa produk investasi seperti reksadana, obligasi, dan saham. Alhamdulillah, sih, dijelasinnya cuma sedikit. Soalnya, kalau banyak-banyak aku tambah nggak paham, hahahaha.
Aku setuju banget dengan keputusan penulis buat pakai bahasa informal. Nggak kebayang kalau bahasa yang dipakai formal deh, semakin susah buat dipahami dan yang pasti bikin cepat bosan. Menurutku, buku ini juga cukup interaktif karena tulisannya nggak cuma warna hitam dan ada beberapa ilustrasi.
Buat mereka yang pengen belajar tentang keuangan secara umum, aku saranin baca buku ini. Terutama, buat cewek-cewek yang boros semacam aku, haha. Tapi kalau pengen tahu tentang investasi dan lain-lain, baiknya sih baca yang lain juga. Ada beberapa buku yang disaranin penulis buat dibaca sebagai referensi tambahan.
"Kebebasan finansial bukan berarti kita harus menjadi super-duper-kaya macam Donald Trump, melainkan ketika aset investasi yang kita punya sudah bisa membiayai semua pengeluaran tanpa kita harus mengeluarkan keringat untuk bekerja sama sekali."
– halaman 227
Aku bener-bener ngerasa lega sekaligus sedih. Iya, lega akhirnya udah beli buku ini. Dan sedih karena nyesel nggak beli buku ini dari kemarin. Serius, setelah baca buku ini, aku tambah semangat buat mengelola keuanganku sendiri. Nggak instan juga sih ya, buat berubah. Justru perubahan yang instan itulah yang tidak akan bertahan lama.
“Setiap individu pasti akan pensiun, yang membedakan adalah seberapa nyaman hidup kita pada masa pensiun kelak?”
– halaman 115.
Aku selalu percaya, tidak ada yang abadi di dunia ini.
Uang dan kekayaan salah satunya. Mau berapapun gaji atau uang yang kita punya, sekarang atau nanti, kalau nggak diatur dengan baik pasti bakal habis gitu aja. Buku ini bikin sadar kalau keuangan buat masa depan kita juga harus dipikirkan matang-matang. Kalau enggak, bakal percuma semua usaha kita di usia muda karena tuanya justru harus hidup sengsara karena nggak punya uang, hiks…
Ada satu kalimat di buku ini yang bikin aku tertohok. Agak out of topic dari perbincangan ini, sih, tapi nggak apa-apa lah ya… hehehehe..
“...gue enggak mau nulis buku just for the sake of having a book being published.”
Yep, bener juga sih.
Percuma bikin buku kalau nggak ditulis sungguh-sungguh dari hati yang terdalam ya.
duh ngomongin duit jd kepikiran kalo lg bokek :(
ReplyDeletesalam kenal, mampir yak ke Blog Ca Ya