Wednesday 25 January 2017

Berhenti Menulis


Saya merasa, saya ingin berhenti menulis. 

Sejak penghujung 2016 hingga saat ini, saya menenggelamkan diri pada bacaan fiksi yang cukup serius. Bagi teman-teman yang secara pribadi terhubung dengan media sosial saya yang lain, seperti Twitter dan Instagram, akan tahu pasti bacaan-bacaan saya itu. Selain keinginan pribadi untuk belajar mencintai dan menyelami sastra, mungkin itu adalah cara saya melarikan diri. Saya sedang kabur dari keinginan saya untuk menulis. 
Iya, saya sedang merasa kesulitan untuk menulis.

Aneh juga rasanya begitu menyadari hal ini. Menulis adalah bagian dari diri saya, yang saya sadari sepenuhnya. Menulis apapun, seaneh apapun, baiknya dapat saya lakukan tanpa ragu. Tapi kali ini saya merasa tidak demikian. Ada ketakutan yang merongrong diri saya, yang membuat saya menjadi ragu untuk menulis. Saya takut tulisan saya tidak cukup baik dan pantas untuk dibaca bahkan oleh diri saya sendiri.

Ada ketidakpercayaan diri. Ada perasaan minder yang muncul tanpa saya sadari, yang membuat saya enggan menulis. Tapi kali ini saya tahu, saya tidak bisa berlama-lama seperti ini. Saya harus mencoba menulis, setidaknya menulis perihal ketidakmampuan saya dalam menulis, seperti sekarang ini.

Di tengah-tengah pencarian saya terhadap “Apa yang ingin saya lakukan dalam hidup ini” setelah kelulusan saya kemarin, menulis adalah salah satu pilihannya. Tidak hanya diri saya, tetapi orang-orang di sekitar saya tahu bahwa menulis adalah bagian dari diri saya. Anehnya, saya merasa tidak cukup percaya diri. Apa yang ingin saya tulis? Apa genrenya? Mau buat buku? Novel? Cerpen? Puisi? Pertanyaan itu saya rasakan datang beruntun dan seolah menahan saya untuk mulai melangkah.

Perasaan ragu inilah yang kemudian membuat saya tidak ingin mencoba dan berujung pada ketidakinginan saya menulis apapun. 

Rasanya saat ini saya ingin memeluk diri saya sendiri dan meminta maaf padanya karena telah menuntut sekaligus meragukan diri saya sendiri. Sebab di lubuk hati yang terdalam, saya tahu bahwa saya memiliki kesempatan untuk mencoba. Jika saya gagal, saya akan bangkit dan mencoba lagi. Saya tahu itu.
Setidaknya, untuk kali ini, untuk hari ini, saya sudah membuktikannya. Saya sudah mencoba untuk menulis lagi di blog saya sendiri.

Meski saya tahu saya terlambat, saya akan tetap mengatakannya: Selamat datang, 2017. Selamat datang kembali di blog Nisrina!


*ps: Tulisan saya tentang apa yang saya alami selama 2016 terangkum di sini

3 comments:

  1. perasaan kayak gitu juga sering dateng mbak buat blogger baru kayak aku..
    btw thanks udah sharing, bisa jadi motivasi aku buat tetep nulis hehe

    jgn lupa mampir ya mbakk...

    ReplyDelete
  2. well, same with me. aku juga sering kok kayak gituu.

    salam kenal, Nisrina :D

    ReplyDelete
  3. Well, menurutku selama kita masih sadar dan merasa bahwa ada yang salah, belum terlambat untuk memperbaiki kok. And so, you did! Kamu ngga serta merta melarikan diri... tapi justru berusaha menggali akarnya biar bisa nulis lagi, seperti biasanya, kan? Dan lagi, efek keresahan itu malah bikin kamu bisa nulis postingan ini. Hahaha.

    Selamat kembali menulis, ya :)

    ReplyDelete

What's your opinion after reading this post?