Saturday, 9 April 2016

say something.


Cinta. 

Bukankah kata itu seharusnya sudah cukup?
Cukup untuk mewakili seluruh perasaanku. Cukup untuk membuatmu tetap tinggal. Cukup untuk membuat kita tetap ada. Cukup untuk memaafkan semua kesalahpahaman yang terjadi. Cukup untuk membuat semuanya menjadi baik-baik saja.

Maaf.


Pada binar matamu tiga minggu lalu, aku dapat melihat ketidaktahuan. Pada binar matamu, aku menyadari bahwa aku tidak cukup mengerti apa yang sedang kamu rasakan. Pada binar matamu, aku tahu bahwa keputusan kita terlalu terburu-buru.


Aku telah menyerah.
Pun kamu begitu.

Untuk ketidakmampuan kita membahasakan apa yang kita rasakan. Untuk ketidakmampuan kita memahami diri sendiri. Untuk ketidakmampuan kita untuk mengerti apa yang sebenarnya benar-benar kita inginkan.

Mungkin bukan untuk saat ini. Mungkin untuk nanti. Mungkin tidak akan pernah ada kita lagi.
Kini aku sedang berusaha untuk percaya bahwa jarak dan waktu adalah sebaik-baik penyembuh lara.

Aku merindukanmu.

No comments:

Post a Comment

What's your opinion after reading this post?