Sunday, 23 November 2014

obsesi turun berat badan.


diambil dari instagram nisrina.


Sudah lama saya ingin berbagi cerita tentang obsesi-menjadi-kurus saya di blog.

Iya, siapa sih cewek di dunia ini yang nggak kepengen kelihatan oke di depan kamera-meskipun-hanya-kamera-hape-dan-diunggah-ke-media-sosial?

Nah salah satu cara saya untuk mencapai keinginan saya agar-kelihatan-oke adalah dengan berolahraga dan berdiet.

Sebenarnya, saya telah mencanangkan olahraga sebagai salah satu aktifitas-yang-harus-dilakukan pada resolusi tahun 2014 saya. Dulu, alasan saya sederhana dan agak sempit: agar tubuh saya lebih ideal. Singkatnya, saya ingin kurus. Iya, menurut saya, pemikiran berolahraga dan berdiet agar kurus, adalah pemikiran yang sempit.

Olahraga dan diet bukan hanya tentang menjadi langsing atau kurus atau terlihat proporsional di mata orang lain.


Karena kita cinta pada tubuh kita sendirilah yang membuat kita harus menjaga dan merawatnya dengan baik.

Cara yang harus dilakukan ya dengan berolahraga dan menjaga asupan makanan (berdiet).

Kesimpulan dan pemikiran ini tidak saya dapatkan begitu saja. Seperti yang saya katakan di awal, saya ingin berolahraga agar ukuran tubuh saya lebih ideal. Di dua bulan pertama, saya merasa masih baik-baik saja dan nyaman menjalani diet dan olahraga saya yang agak ekstrem. Hingga pada bulan berikutnya, orang-orang di sekitar saya mulai mengeluhkan perilaku makan saya yang terlalu berlebihan memperhatikan berapa jumlah kalori yang masuk dan berapa jumlah kalori yang harus dibuang atau dikeluarkan.


diambil dari pinterest.com
Bersamaan dengan itu, saya teringat dengan penyakit gangguan makan yang pernah saya pelajari di kelas Kesehatan dan Gangguan Mental: Anoreksia dan Bulimia.

Saya mulai mengevaluasi perilaku makan saya. Untungnya, perilaku saya tidak terlalu berlebihan untuk dapat dikategorikan dalam salah satu dari dua gangguan tersebut. 

Sejak saat itu, saya lebih “memanusiakan” tubuh saya sendiri. Saya mengubah pemikiran saya bahwa tidak apa-apa tidak memiliki tubuh ideal. 

Setidaknya, berat badan saya masih normal, tidak berlebihan, baju-baju saya tetap muat dan kesehatan saya terjaga. Saya tetap berolahraga dan sebisa mungkin meluangkan waktu untuk olahraga, semata-mata demi kesehatan saya. Kalau soal kurus atau berat badan turun, menurut saya, itu adalah bonusnya.

Ngomong-ngomong soal obsesi dan olahraga, kali ini obsesi saya berpindah dari keinginan bertubuh kurus menjadi keinginan untuk membeli sepatu olahraga. Membeli sepatu olahraga baru adalah cara saya untuk mendorong diri sendiri agar rajin berolahraga. Apalagi kalau warna dan modelnya manis seperti yang satu ini.....




AH iya, kebiasaan saya melihat-lihat online shopping, membuat saya tidak sengaja menemukan koleksi sepatu puma ini di halaman zalora.co.id.
Dan.... saya naksir! Hahaha.

Salaam,
Nisrina.

No comments:

Post a Comment

What's your opinion after reading this post?