Sunday, 1 June 2014

book review: Pre Wedding Rush.

Hai Juni, senang bertemu denganmu!
Yaay, minggu-pertama-dari-minggu-minggu-sibuk-yang-lainnya berhasil saya lewati! :”) 

Dan hai, ini pada akhirnya saya berhasil membeli dan membaca novel ini. Salah satu novel yang masuk ke dalam daftar “must-have-books-to-buy-and-to-read” versi saya.

Well, salah satu alesan kenapa kepengen banget baca novel ini adalah karena baca tweet-tweet dari penulisnya sendiri yang bikin saya penasaran. Ya, saya salah satu followers dari Mbak Okke @sepatumerah *dadah-dadah ke Mbak Okke* 


Kesan saya setelah baca novel ini sampai halaman terakhir: SUKA. 



Walaupun konflik dan jalan cerita di novel ini cukup complicated buat saya yang-masih-cupu-buat-ngomongin-pernikahan, tapi saya tetep suka. 

Pffft, ya sebenernya di awal udah keliatan sih dari judul bukunya: “Pre Wedding Rush”. Kan itu pasti tentang pernikahan dan seseorang yang mau nikah. Nah sementara saya masih semester 4 dan belum ada rencana buat nikah deket-deket ini. Calonnya aja belum ada… err… oke, lupakan kata-kata saya barusan. 
 * 

Flashy shop

Jadi, novel ini berkisah tentang Menina yang tiba-tiba dilamar sama Dewo, pacarnya. Instead of being happy, Menina malah kebingungan. Walaupun Menina bilang, “IYA” pas dilamar sama pacarnya, dia tetep ngerasa kalo pernikahan mereka terlalu cepat. Salah satu alasannya adalah karena mereka baru pacaran selama 10 bulan dan itu pun LDR Bandung-Surabaya.
Alasan lainnya yang bikin Menina jadi ragu adalah…. Lanang.

Bisa dibilang Lanang adalah “mantan terindah”-nya Menina yang sampai detik itu belum bisa dilupain sama Menina. Mereka udah pacaran cukup lama, lebih dari 2 tahun, sebelum akhirnya Lanang pergi ninggalin Menina. Alasan putus mereka bukan karena pihak ketiga, tapi karena Lanang kepengen traveling keliling Indonesia dan hidup bebas. Dan Menina baru sadar bahwa dulu saat akan pergi, Lanang nggak pernah bilang putus ke Menina. Mereka masih menjalin komunikasi satu sama lain, meskipun selama ini frekuensi komunikasi mereka berdua sangat minim.

Menina pun semakin galau. 

Beberapa hari sebelum Menina berangkat ke Surabaya buat acara lamaran, Lanang mengajaknya untuk berangkat bersama dengannya naik kereta api. Rencananya: Lanang turun di Jogja, Menina lanjut perjalanan sampai Surabaya. Kenyataannya: Menina ikut Lanang turun di Jogja.

Tak disangka, saat berada di Jogja, terjadi gempa bumi 5.9 SR yang pada tahun 2004 lalu memakan banyak korban. Meskipun Menina dan Lanang selamat, Menina memilih untuk tinggal lebih lama di Jogja sebagai relawan. Itu artinya, ia melewatkan hari lamarannya dengan Dewo.

Pertemuan Menina dengan Lanang membuat Menina banyak berpikir, terutama tentang hubungannya dengan Dewo. Pada akhirnya, hanya ada satu nama di dalam hati Menina.

Who’s he? Well… better you read it by yourself! :p 
*

Selain jalan cerita di dalam novel ini, ada dua hal lagi yang saya suka: Cover dan Menina.

Cover?
Desainnya bagus. Nggak bosen-bosen tiap liat cover novel ini. Iya, nggak tau kenapa suka aja. Eh, suka banget malah sama desain cover buku ini.

Menina?
Menurutku nama “Menina” itu ditulis sama diucapin itu sama aja. Sama-sama cantik. Simple, “Menina” tapi terdengar menarik. Ah, besok kalo udah nikah dan punya anak perempuan ngasih namanya ini aja lah ya.__. Hahaha.

Sebenarnya ada satu hal yang tidak saya sukai dari Menina dan cukup mengganggu saya saat membaca novel ini: gaya hidup Menina. Mungkin karena pengaruh lingkungan, saya menilai bahwa seorang perempuan nggak seharusnya jadi perokok aktif. Ah, ya tapi itu menurut saya sih. Buat merokok, atau nggak merokok kan pilihan tiap orang :)

Setting novel ini kebanyakan di ambil di Jogja tahun 2004 – pas gempa itu. Sedikit banyak novel juga ngebahas gimana suka-dukanya jadi relawan. Dan itu salah satu sisi menariknya, menurut saya.

Dari novel ini, saya belajar banyak, terutama tentang “Pilihan.” Dalam hidup, kita akan terus dan selalu dihadapkan pada pilihan. Selalu ada konsekuensi atas pilihan kita itu.

Seperti kata Menina, di novel Pre Wedding Rush ini:
“Tapi hidup itu pilihan. Setiap pilihan itu akan selalu diikuti oleh risiko. Ini adalah risiko yang harus aku hadapi karena pilihan-pilihanku sebelumnya. Dan aku selalu bisa memilih lagi, untuk memperbaiki kesalahan akibat pilihan sebelumnya—atau bisa juga memperkeruh kondisi.”

Dan pilihan untuk menikah, bagi sebagian orang tidak selamanya mudah. Semoga saja, jika saatnya tiba nanti, saya dapat memutuskan pilihan yang terbaik bagi saya. Aamiin.

Jadi, apa pilihanmu? 
Membiarkan diri penasaran sama akhir novel ini atau… pergi ke toko buku dan beli novel ini buat dibaca sampai akhir? 
Hahaha, selamat membaca!
Salam sayang,
nisrina.
*



About the book:
Title: "Pre Wedding Rush"
Author: Okke 'Sepatumerah'
Date Published: Desember 2013
Publisher: Stiletto Book


No comments:

Post a Comment

What's your opinion after reading this post?